Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri Manuskrip Wangsakerta, Sejarah Nusantara atau Hanya Fiksi Penuh Mitos?

Misteri Manuskrip Wangsakerta, Sejarah Nusantara atau Hanya Fiksi Penuh Mitos?
Manuskrip Wangsakerta
WARTA PUSAKA – Sejarah Nusantara adalah perjalanan panjang yang tak henti-hentinya menggugah rasa ingin tahu. 

Salah satu bab yang paling menarik sekaligus kontroversial adalah Naskah Wangsakerta. 

Ditemukan pada tahun 1970-an, manuskrip ini dianggap sebagai salah satu dokumen sejarah paling lengkap tentang negeri kita. 

Namun, dibalik kekayaannya, selalu ada tanda tanya besar: benarkah semuanya fakta, atau justru campuran mitos dan politik?

Apa Itu Naskah Undang-Undang?

Naskah Wangsakerta, khususnya Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, mengisahkan sejarah Nusantara secara rinci. 

Dari masa purba, zaman kerajaan Hindu-Budha, hingga zaman Islam. 

Pengerjaannya berlangsung antara tahun 1677 hingga 1685.

Naskah ini tidak hanya mencatat sejarah lokal, tetapi juga peristiwa global, seperti kedatangan utusan dari Arab, Tiongkok, hingga India. 

Apalagi disebutkan bahwa manuskrip ini dibuat melalui musyawarah besar lintas agama dan budaya yang diprakarsai oleh Pangeran Wangsakerta, seorang bangsawan Cirebon dari abad ke-17.

Namun, yang menarik, Wangsakerta tidak bekerja sendirian. 

Ia membentuk “panitia” yang beranggotakan tokoh-tokoh dari berbagai daerah dan kerajaan di Nusantara. 

Mereka berkumpul untuk satu tujuan: menyusun catatan sejarah Nusantara secara sistematis.

Sejarah atau Rekayasa?

Manuskrip ini bukan sekedar cerita sejarah, namun juga kisah perjuangan menyatukan perbedaan. 

Menurut Ayatrohaedi, seorang filolog dan peneliti Naskah Wangsakerta, proses penyusunannya sering kali disertai dengan kekejaman. 

“Banyak terjadi perbedaan pendapat dan perselisihan di antara para utusan itu jika membicarakan daerah masing-masing,” ungkapnya.

Oleh karena itu, naskah ini harus dipahami dengan hati-hati. 

Sejumlah itu bercampur antara fakta sejarah dan elemen mitos. 

Misalnya, naskah ini Menyebutkan manusia purba di Nusantara sudah hidup sejak 1 juta tahun sebelum Saka (SS).

Mereka digambarkan sebagai makhluk setengah kera yang tinggal di pepohonan atau gua. 

Anehnya, deskripsi ini ditulis dua abad sebelum Charles Darwin memperkenalkan teori evolusi.

Penemuan yang Mengubah Sejarah

Salah satu aspek yang membuat naskah ini mencengangkan adalah pembagian yuga atau era dalam sejarah Nusantara. 

Lima yuga pertama mencakup masa purba, hingga yuga keenam yang disebut sebagai era kejayaan kerajaan.

Naskah ini juga mencatat hadirnya pendatang dari utara—India, Champa, hingga Tiongkok—yang membawa perubahan besar pada peradaban lokal. 

Apalagi disebutkan adanya kerajaan Salakanagara yang konon berdiri pada abad pertama Masehi, jauh sebelum Kutai atau Tarumanagara.

Mengapa Naskah Ini Kontroversial?

Ada yang memuji naskah ini sebagai karya monumental, namun tak sedikit yang membayangkan hasil rekayasa. 

Sebagian peneliti memahami keakuratan isinya, terutama karena manuskrip ini dibuat di bawah pengaruh tiga sultan besar di Jawa: Panembahan Girilaya dari Cirebon, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, dan Sultan Amangkurat I dari Mataram. 

Kepentingan politik dalam balik penyusunan naskah ini sulit diabaikan.

Bahkan adanya utusan dari luar negeri, seperti Mesir dan Arab, yang hanya menjadi pengamat, memunculkan spekulasi bahwa naskah ini mungkin juga ditujukan untuk kepentingan diplomasi internasional dengan VOC Belanda.

Warisan Panjang Wangsakerta

Meski kontroversial, tidak dapat disangkal bahwa Naskah Wangsakerta adalah harta karun budaya Nusantara. 

Dari catatan tentang hukum Majapahit hingga kisah para raja, naskah ini menyimpan pengetahuan yang luar biasa.

Namun, seperti pesan dari Ayatrohaedi, kita harus terus menggali, meneliti, dan mempelajari naskah ini dengan cermat. 

Karena sejarah, sebagaimana dituturkan, tidak pernah lepas dari sudut pandang penulisnya.

Apakah Naskah Wangsakerta adalah kebenaran sejarah atau sekedar narasi politik yang diselimuti mitos? 

Itu tetap menjadi misteri yang menunggu untuk dipecahkan.***