Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kerajaan Singapura di Cirebon, Menelusuri Jejak Kejayaan Jalur Sutra di Jawa Barat

Kerajaan Singapura di Cirebon, Menelusuri Jejak Kejayaan Jalur Sutra di Jawa Barat
Ilustrasi. Jejak sejarah Kerajaan Singapura, Cirebon
WARTA PUSAKA - Siapa sangka, di tanah Cirebon ternyata pernah berdiri sebuah kerajaan kecil bernama Singapura? Nama ini memang mirip dengan negara tetangga di Asia Tenggara, namun Kerajaan Singapura Cirebon punya sejarahnya sendiri yang menarik dan penuh kejayaan.

Awal Berdirinya Kerajaan Singapura

Menurut budayawan Cirebon, Nurdin M. Noer, Kerajaan Singapura diperkirakan berdiri sejak abad ke-12. Bukti sejarah ini terlihat dari berbagai artefak yang ditemukan di Situs Lawang Gedhe, Desa Mertasinga, Cirebon. Kerajaan ini diperkirakan menjadi salah satu kerajaan awal yang mendahului terbentuknya Kerajaan Cirebon, yang saat ini berada di sekitar Kecamatan Gunung Jati.

Masa Kejayaan di Tangan Ki Ageng Tapa

Pada tahun 1401, Kerajaan Singapura mencapai puncak kejayaannya di bawah pimpinan Ki Jumajan Jati, atau yang lebih dikenal sebagai Ki Ageng Tapa. Pada masa ini, pelabuhan Muara Jati menjadi pusat aktivitas perdagangan internasional. Apalagi armada besar dari Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho berlabuh di sini. Kehadiran kapal-kapal besar dari Tiongkok menandakan Muara Jati sebagai pelabuhan yang sangat populer pada masa itu.

Tak hanya sekadar pelabuhan, Muara Jati juga memiliki fasilitas canggih pada masanya, termasuk menara mercusuar di bukit Amparan Jati. Mercusuar ini menjadi panduan kapal-kapal yang datang dari jauh, sekaligus menjadi ikon kejayaan Kerajaan Singapura.

Jejak Hubungan dengan Negara Singapura?

Salah satu hal yang menarik adalah adanya kesamaan nama dengan negara Singapura yang kini kita kenal. Sebelum bernama Singapura, pulau kecil di ujung semenanjung Malaya itu dikenal sebagai Temasek, yang dalam bahasa Melayu berarti "Hutan Rawa." Nama Temasek sendiri memiliki kata asal dari bahasa Jawa Kuno, yakni “Tumasik,” yang berarti “menyerupai laut.”

Mungkinkah ada hubungan antara Kerajaan Singapura di Cirebon dengan negara Singapura? Pertanyaan ini masih menjadi misteri yang menarik untuk digali lebih dalam.

Napak Tilas Kerajaan Singapura Cirebon

Sejak tahun 2017, warga Desa Sirnabaya, Kecamatan Gunung Jati, secara rutin menggelar acara napak tilas Kerajaan Singapura. Bupati Cirebon, DR. H. Sunjaya Purwadisastra, juga mendukung acara ini sebagai bukti penghormatan pada kearifan lokal. Dengan kidung napak tilas dan sejarah singkat Kerajaan Singapura, acara ini diharapkan dapat menjadi agenda budaya tingkat kabupaten.

Tak hanya itu, acara ini juga menghadirkan seni budaya tradisional seperti wayang kulit, naga liong, dan barongsai, yang menambah meriah dan syahdu napak tilas perjalanan sejarah kerajaan ini.

Peran Kerajaan Singapura dalam Penyebaran Islam

Kerajaan Singapura ternyata memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa, khususnya di wilayah Jawa Barat. Menurut Atja (1983), pada abad ke-15, Ki Gedeng Tapa atau Ki Gedeng Jumajanjati yang menjabat sebagai Syahbandar di Muara Jati, menjadikan pasar desa Pasambangan sebagai pusat perdagangan dan juga pusat penyebaran agama Islam. Di sini, Cirebon mulai dikenal sebagai “Puser Bumi” seiring perkembangan Islam di tanah Jawa.

Bukti Arkeologis, Mercusuar di Gunung Amparan Jati

Selain pelabuhan yang megah, Kerajaan Singapura juga memiliki menara mercusuar di Gunung Amparan Jati. Mercusuar ini dibangun oleh angkatan laut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Pada malam hari, cahaya mercusuar ini terlihat dari pemandangan, menjadi tanda bagi-kapal yang berlayar menuju Pantai Muarajati. Pemandangan ini mengukuhkan posisi Cirebon sebagai pintu gerbang perdagangan internasional di Nusantara.

Warisan Sejarah yang Hidup Hingga Kini

Keberadaan Kerajaan Singapura bersama kerajaan kecil lainnya di pesisir utara Cirebon seperti Surantaka dan Japura turut membentuk sejarah awal Cirebon sebagai pusat peradaban dan penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Kini, masyarakat Cirebon terus melestarikan warisan sejarah ini melalui acara napak tilas dan berbagai kegiatan budaya, mengingatkan generasi muda bahwa Cirebon adalah kota yang kaya sejarah dan kearifan lokal.

Kerajaan Singapura di Cirebon adalah cerminan keberhasilan perdagangan dan penyebaran Islam di masa lalu. Dengan potensi untuk menjadi agenda tahunan, napak tilas Kerajaan Singapura dapat terus memperkuat identitas budaya Cirebon yang unik dan kaya sejarah.***