Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Xanana Gusmao Hadir di Pernikahan Putri Susi Pudjiastuti, Momen Bersejarah dan Pesta Rakyat Pangandaran

Xanana Gusmao Hadir di Pernikahan Putri Susi Pudjiastuti, Momen Bersejarah dan Pesta Rakyat Pangandaran
Xanana Gusmao (kanan) bersama Krisdayanti dan Raul Lemos
WARTA PUSAKA, Pangandaran – Pernikahan Nadine Kaiser, putri dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti, menjadi momen yang tidak hanya mengundang perhatian publik, tetapi juga mempertemukan berbagai tokoh penting dari dalam dan luar negeri. 

Salah satu tamu yang paling mencuri perhatian adalah Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.

Di tengah kemegahan acara yang digelar di Al-Istiqomah Grand Mosque, Pangandaran, Xanana Gusmao tampil dengan kesederhanaannya yang khas. 

Kehadiran sosok yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Timor Leste ini menambah dimensi istimewa dalam acara yang sudah diwarnai oleh kehadiran banyak tokoh penting lainnya, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Xanana bukan sekadar tamu undangan biasa. 

Hubungannya dengan Susi Pudjiastuti telah terjalin erat sejak lama, dengan cerita persahabatan yang jarang terdengar di publik. 

“Saya datang ke sini sebagai teman,” ujar Xanana singkat, sambil tersenyum ramah kepada para tamu yang hadir. 

Kehadiran Xanana bukan hanya menjadi simbol penghargaan, tetapi juga menunjukkan betapa kuatnya hubungan persahabatan yang melampaui batas-batas negara.

Pesta Rakyat Pangandaran: Kejutan di Tengah Perayaan

Sehari sebelum pernikahan Nadine dan Geoffrey, Xanana Gusmao turut hadir dalam Pesta Rakyat Pangandaran yang meriah. 

Ribuan warga tumpah ruah di lokasi untuk menyaksikan penampilan band legendaris Indonesia, Slank, yang memanaskan suasana. 

Xanana, yang biasanya tampil serius, tampak menikmati alunan musik Slank di tengah keramaian. 

Ia bahkan menyapa para Slankers dengan ramah, mengundang tawa dan sorak-sorai dari para penggemar.

“Terima kasih telah mengundang saya,” ucap Xanana dalam bahasa Indonesia yang fasih, mencerminkan keakrabannya dengan budaya Nusantara. 

Pernyataan ini disambut hangat oleh para penonton, yang tak menyangka akan mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan tokoh sekaliber Xanana Gusmao dalam suasana yang begitu santai.

Tak ketinggalan, Susi Pudjiastuti pun tampil di atas panggung, mengingatkan warga Pangandaran untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian daerah mereka. 

“Kalau tertib sampah dibawa pulang, kalau ninggalkan sampah tenggelamkan,” ujar Susi yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari ribuan penonton. 

Pesan sederhana namun penuh makna ini seolah menjadi penekanan pada pentingnya tanggung jawab sosial di tengah euforia perayaan.

Pernikahan Khidmat dengan Sentuhan Kearifan Lokal

Pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024, prosesi akad nikah antara Nadine Kaiser dan Geoffrey Alain Gerald dimulai dengan khidmat. 

Geoffrey, yang telah memeluk Islam pada Februari 2024, mengucapkan ijab kabul dengan lancar, menandai awal baru dalam hidup mereka berdua. 

Prosesi ini dipandu oleh KH Mustofa Bisri (Gus Mus), yang juga memberikan nasihat pernikahan dengan bijak dan menenangkan.

Akad nikah yang berlangsung dalam adat Jawa ini menyiratkan betapa dalamnya penghormatan keluarga Susi terhadap kearifan lokal, meskipun mereka dikenal memiliki latar belakang yang internasional. 

Sebagai putri dari seorang tokoh yang terkenal dengan ketegasannya, Nadine tampak anggun dan tenang, menjalani setiap prosesi dengan penuh keikhlasan.

Xanana Gusmao, yang turut menyaksikan momen sakral ini, tampak terharu. 

Di tengah kesibukan sebagai pemimpin negara, ia meluangkan waktu untuk hadir dan menunjukkan dukungannya bagi sahabat lamanya, Susi Pudjiastuti. 

Ini bukan hanya tentang persahabatan, tetapi juga tentang penghargaan terhadap nilai-nilai kekeluargaan yang melampaui sekat-sekat budaya dan negara.

Akhir yang Manis: Harapan untuk Masa Depan

Pernikahan Nadine dan Geoffrey tidak hanya menjadi sorotan karena kehadiran para tokoh besar, tetapi juga karena nuansa kebersamaan yang sangat kental. 

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, pernikahan ini seolah menjadi pengingat bahwa persahabatan, cinta, dan kebersamaan tetap menjadi fondasi kuat dalam menghadapi masa depan.

Bagi Xanana Gusmao, momen ini bukan hanya tentang menghadiri pernikahan seorang teman. 

Ini adalah pernyataan yang jelas bahwa hubungan baik antarbangsa dimulai dari hubungan antarindividu. 

Dalam setiap senyum dan sapaan yang ia berikan, tersirat pesan bahwa dunia ini, meskipun penuh dengan perbedaan, selalu bisa dirajut dengan benang-benang persahabatan yang tulus.***