Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prabowo Subianto dan PM Australia Anthony Albanese Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan dalam Pertemuan Bersejarah di Canberra

Prabowo Subianto dan PM Australia Anthony Albanese Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan dalam Pertemuan Bersejarah di Canberra
Prabowo Subianto dan PM Australia Anthony Albanese Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan dalam Pertemuan Bersejarah di Canberra
WARTA PUSAKA, Canberra - Menteri Pertahanan Republik Indonesia sekaligus presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga dan memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan Australia. Pada Selasa, 20 Agustus, Prabowo menggelar pertemuan bilateral di Canberra dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, serta Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles.

Dalam pertemuan yang berlangsung di tengah suasana hangat dan penuh semangat diplomasi ini, kedua negara fokus membahas penguatan kerja sama di bidang pertahanan, terutama dalam memperbarui Perjanjian Kerja Sama Pertahanan atau Defence Cooperation Agreement (DCA). Kesepakatan yang telah lama dinantikan ini diyakini akan semakin mempererat hubungan strategis kedua negara, yang selama beberapa dekade terakhir telah berjalan harmonis dan saling menguntungkan.

"Kami telah berprogres dengan baik untuk DCA. Kami telah meluruskan kedua negara sejumlah detail terkait urusan legal, yang menurut saya, hasilnya baik," ujar Prabowo Subianto. Pernyataan ini mencerminkan keseriusan Indonesia dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan, serta memperkuat kerja sama dengan Australia sebagai mitra strategis.

Albanese, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan bahwa perjanjian yang bersejarah ini akan menjadi landasan penting bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. "Ini akan menjadi acuan yang vital bagi dua negara dan stabilitas di kawasan," tegasnya.

Richard Marles, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menambahkan bahwa kesepakatan baru ini akan membuka jalan bagi kedua negara untuk memperluas cakupan dan kompleksitas latihan militer bersama. "Ke depan, Australia dan Indonesia akan bekerja sama lebih erat daripada sebelumnya dan memperluas latihan bersama saat kita mengatasi tantangan regional bersama," jelas Marles.

Pertemuan ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Australia, termasuk Menteri Luar Negeri Penny Wong, Menteri Keuangan Jim Chalmers, serta Menteri Urusan Climate Change dan Energi Chris Bowen. Kehadiran mereka menandakan betapa pentingnya pertemuan ini dalam konteks hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia.

Dengan rampungnya perundingan DCA, Indonesia dan Australia diharapkan dapat terus memperkuat stabilitas dan keamanan kawasan Asia-Pasifik, serta meningkatkan interoperabilitas antara kedua angkatan bersenjata. Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan umum yang diterapkan oleh Presiden Joko Widodo, yang menempatkan Australia sebagai mitra strategis di berbagai bidang, terutama ekonomi dan pertahanan.

Kunjungan Prabowo ke Australia dan pertemuannya dengan para pejabat tinggi negara tersebut tidak hanya memperlihatkan komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan baik dengan Australia, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya peran Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan. Seiring dengan perkembangan geopolitik yang dinamis, kerja sama yang erat antara kedua negara ini akan menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul di masa depan.***