Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tatar Sunda: Sejarah, Kejayaan, dan Peran Penting dalam Dinamika Politik dan Ekonomi Jawa

Tatar Sunda: Sejarah, Kejayaan, dan Peran Penting dalam Dinamika Politik dan Ekonomi Jawa
Tatar Sunda
WARTA PUSAKA - Tatar Sunda, atau yang dikenal sebagai tanah Sunda di bagian barat Pulau Jawa, merupakan wilayah yang kaya akan sejarah dan warisan budaya. Secara geografis, wilayah ini meliputi provinsi Banten di bagian utara, Jakarta di bagian tengah, dan Jawa Barat di bagian selatan. Sejarah panjang Tatar Sunda dimulai dari zaman kerajaan hingga menjadi daerah penting dalam peta politik dan ekonomi Jawa.

Awal Mula dan Kerajaan Sunda Galuh

Sebelum bergabungnya Kerajaan Sunda dan Galuh, wilayah Tatar Sunda merupakan bekas kekuasaan dari kedua kerajaan tersebut. Namun, perubahan signifikan terjadi dengan naiknya Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, seorang raja yang berhasil menyatukan daerah ini di bawah bendera Kerajaan Sunda Pajajaran. Keberhasilan ini tidak hanya mengubah peta politik tetapi juga memperkuat posisi ekonomi Tatar Sunda.

Keuntungan Geografis dan Ekonomi

Wilayah Tatar Sunda memiliki keuntungan geografis yang luar biasa, terutama dengan banyaknya sungai besar yang mengalir melalui wilayah ini. Beberapa sungai penting termasuk Sungai Losari dan Celancang di Cirebon, Sungai Cimanuk di Indramayu, Sungai Cupunegara di Subang, muara Sungai Citarum di Karawang, Muara Ciliwung di Sunda Kelapa, dan muara Sungai Cibanten di Banten. Sungai-sungai ini bukan hanya sumber daya alam yang penting, tetapi juga jalur transportasi utama yang menghubungkan berbagai daerah.

Penguasaan pelabuhan-pelabuhan strategis di Tatar Sunda menjadi faktor kunci dalam kejayaan Kerajaan Pajajaran. Pada abad ke-15 Masehi, sebelum Cirebon menjadi negeri yang merdeka, pelabuhan Muara Jati di Cirebon menjadi pusat ekonomi yang sangat menguntungkan bagi Kerajaan Pajajaran. Selain Muara Jati, Kerajaan Pajajaran juga memiliki pelabuhan penting lainnya seperti Pelabuhan Banten, Sunda Kelapa, Pelabuhan Losari, dan Pelabuhan Cimanuk.

Kontestasi Politik dan Ekonomi

Meskipun Tatar Sunda mencapai puncak kejayaan di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, persaingan politik dan ekonomi dengan Kerajaan Cirebon tidak dapat dihindari. Pada tahun 1531, semua pelabuhan penting di Cirebon diambil alih oleh Kerajaan Cirebon akibat perjanjian damai antara kedua kerajaan. Peristiwa ini menandai perubahan besar dalam dinamika politik dan ekonomi di wilayah tersebut.

Perjanjian damai ini mengakhiri dominasi Kerajaan Pajajaran di Tatar Sunda, memberikan kesempatan bagi Kerajaan Cirebon untuk mengembangkan kekuasaannya lebih jauh. Penguasaan pelabuhan-pelabuhan penting ini memungkinkan Kerajaan Cirebon untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di Pulau Jawa.

Warisan Tatar Sunda

Meskipun Tatar Sunda telah melalui berbagai perubahan politik dan ekonomi, warisan budaya dan sejarahnya tetap hidup hingga hari ini. Keberhasilan Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dalam menyatukan wilayah ini, serta peran penting Tatar Sunda dalam perdagangan dan politik Jawa, merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia.

Penelitian lebih lanjut dan penghargaan terhadap warisan sejarah Tatar Sunda akan membantu kita memahami lebih dalam tentang akar budaya dan sejarah bangsa Indonesia. Sebagaimana dikatakan oleh Fitri Nuraeni dalam tesisnya tentang kontestasi politik antara Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Pajajaran, dinamika sejarah ini menunjukkan kompleksitas dan kekayaan warisan budaya yang kita miliki.***

Sumber: Fitri Nuraeni, (2023) "Kontestasi Politik Antara Kerajaan Cirebon Dengan Kerajaan Pajajaran Tahun 1479-1543 M." Bachelor thesis, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Search keywords: Tatar Sunda,Kerajaan Sunda,Kerajaan Galuh,Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi,Kerajaan Pajajaran,Sungai Cimanuk,Sungai Citarum,Pelabuhan Sunda Kelapa,Pelabuhan Banten,Pelabuhan Cirebon,Muara Jati Cirebon,Sejarah Tatar Sunda,Politik dan ekonomi Jawa,Dinamika politik,Warisan budaya Sunda,Perjanjian damai Kerajaan Pajajaran dan Cirebon,