Mengungkap Sumber Eropa: Perspektif Kuno tentang Kerajaan Sunda dan Pengaruhnya di Pulau Jawa
![]() |
Tome Pires |
Peta Kuno dan Pandangan Eropa
Peta-peta kuno dari periode penjajahan menunjukkan bahwa wilayah Sunda di bagian barat pulau Jawa dianggap terpisah dari daerah lain di pulau tersebut. Dalam catatan peta ini, ibu kota Kerajaan Sunda disebut sebagai Daio, yang merujuk pada Dayeuh Pakuan Pajajaran. Penamaan ini mengindikasikan bahwa pada masa itu, penjelajah Eropa sudah menyadari adanya kerajaan yang berdiri sendiri dan terpisah secara geografis dari kerajaan-kerajaan lainnya di Jawa.Laporan Penjelajah Portugis
Salah satu sumber utama mengenai Kerajaan Sunda datang dari laporan penjelajah Portugis. Tomé Pires, seorang penjelajah dan penulis asal Portugal yang dikenal karena karya monumentalnya "Suma Oriental" (1513-1515), memberikan gambaran mendalam tentang wilayah ini. Pires mencatat bahwa Kerajaan Sunda memiliki pengaruh yang signifikan di pulau Jawa. Ia menulis:"Beberapa orang menegaskan bahwa kerajaan Sunda menempati setengah dari seluruh pulau Jawa; yang lain, yang memiliki otoritas lebih besar, mengatakan bahwa kerajaan Sunda sepertiga bagian dari pulau Jawa ditambah seperdelapan bagian lainnya. Berakhir di Ci Manuk. Sungai ini melintasi seluruh pulau dari laut ke laut sedemikian rupa sehingga ketika orang-orang Jawa menggambarkan negara mereka sendiri, mereka mengatakan bahwa negara mereka dibatasi di sebelah barat oleh pulau Sunda."
![]() |
Peta kuno Pulau Jawa versi Tome Pires |
Laporan Antonio Pigafetta
Antonio Pigafetta, seorang penjelajah asal Italia yang terkenal karena catatannya mengenai perjalanan Ferdinand Magellan, juga memberikan informasi mengenai Kerajaan Sunda. Dalam laporan yang ditulis pada tahun 1522, Pigafetta menyebutkan bahwa Sunda adalah daerah penghasil lada. Ini menunjukkan adanya hubungan dagang antara Kerajaan Sunda dan para penjelajah Eropa, khususnya Portugis yang berbasis di Malaka Portugis.Pigafetta dan Pires sama-sama memberikan kontribusi penting dalam memahami posisi geografis dan ekonomi Kerajaan Sunda pada masa itu. Laporan mereka menyoroti keberadaan kerajaan ini sebagai entitas yang signifikan dalam konteks perdagangan dan interaksi internasional.
Akhir Kerajaan Sunda
Laporan-laporan dari periode akhir Kerajaan Sunda menunjukkan bahwa kerajaan ini menghadapi tantangan besar menjelang akhir kekuasaannya. Tak lama setelah catatan-catatan ini, Kerajaan Sunda jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Penaklukan ini menandai akhir dari kekuasaan Kerajaan Sunda dan mengubah lanskap politik di wilayah barat pulau Jawa.Sumber-sumber Eropa memberikan pandangan yang berharga mengenai Kerajaan Sunda, baik dari segi geografi maupun ekonomi. Melalui laporan Tomé Pires dan Antonio Pigafetta, kita dapat memahami lebih dalam mengenai kekuatan dan batasan wilayah Kerajaan Sunda. Peta kuno dan catatan sejarah ini tidak hanya memberikan gambaran mengenai kekuatan kerajaan pada masa lalu, tetapi juga mencerminkan bagaimana dunia Eropa memandang dan berinteraksi dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.
Informasi dari sumber-sumber ini membantu kita untuk lebih menghargai kompleksitas sejarah Kerajaan Sunda dan memberikan konteks yang lebih luas mengenai posisi kerajaan ini dalam sejarah global.***
Search keywords: Kerajaan Sunda,Sumber Sejarah Kerajaan Sunda,Peta Kuno Pulau Jawa,Dayeuh Pakuan Pajajaran,Tomé Pires,Suma Oriental,Antonio Pigafetta,Sungai Ci Manuk,Penjelajah Eropa,Sejarah Kerajaan Sunda,Kesultanan Banten,Laporan Penjelajah Portugis,Pengaruh Kerajaan Sunda,Daerah Penghasil Lada Sunda,Interaksi Internasional,