Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bukti Keberadaan Kerajaan Sunda: Jejak Sejarah yang Tak Terlupakan

Bukti Keberadaan Kerajaan Sunda: Jejak Sejarah yang Tak Terlupakan
Prasasti Kebon kopi
WARTA PUSAKA - Kerajaan Sunda, salah satu kerajaan besar yang pernah berjaya di Nusantara, memiliki sejarah yang terjaga dalam ingatan kolektif masyarakat Sunda. Kisah kejayaan dan kebesaran kerajaan ini banyak diceritakan melalui tradisi oral Pantun, terutama tentang Prabu Siliwangi, raja Sunda yang paling populer.

Prasasti sebagai Bukti Fisik

Keberadaan Kerajaan Sunda tidak hanya tercatat dalam ingatan kolektif, tetapi juga didukung oleh bukti-bukti arkeologis berupa prasasti. Beberapa prasasti penting yang menyebutkan Kerajaan Sunda antara lain Prasasti Kebonkopi II, Prasasti Sanghyang Tapak, Prasasti Kawali, dan Prasasti Batutulis.

Prasasti Batutulis, yang bertanggal 1533, ditemukan di Bogor. Prasasti ini mengenang Sri Baduga Maharaja, raja agung Sunda yang memerintah dari tahun 1482 hingga 1521. Prasasti ini menjadi salah satu bukti penting keberadaan kerajaan tersebut.

Prasasti Kebonkopi II yang bertanggal 854 Saka (932 M), adalah rujukan paling awal mengenai nama "Sunda" yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah kerajaan. Prasasti ini ditulis dalam aksara Kawi dan berbahasa Melayu. Berikut kutipan prasasti tersebut:

Alih aksara:

“Ini sabdakalanda Rakryan Juru Pangambat I kawihaji panyaca pasagi marsandeca ~ ba(r) pulihkan hajiri Sunda”

Terjemahan:

“Batu peringatan ini adalah ucapan Rakryan Juru Pangambat, pada tahun 854 Saka (932 Masehi), bahwa tatanan pemerintah dikembalikan kepada kekuasaan raja Sunda.”

Prasasti Jayabupati, yang terdiri dari 40 baris dan ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak, Sukabumi, berangka tahun 1030 Masehi. Prasasti ini mencatat pendirian kawasan suci Sanghyang Tapak oleh Raja Jayabhupati dari Sunda.

Prasasti Kebantenan dan Kehidupan Religius

Prasasti berbahan lempengan tembaga dari abad ke-15 juga mendukung keberadaan Kerajaan Sunda. Prasasti Kebantenan I menyebutkan bahwa Raja Rahyang Niskala Wastu Kancana mengirimkan perintah melalui Hyang Ningrat Kancana kepada Susuhunan Pakuan Pajajaran untuk mengurus "dayohan" di Jayagiri dan Sunda Sembawa, dan melarang pemungutan pajak dari para penduduk karena mereka akan menjadi pemeluk agama Hindu dan memuja para dewa.

Prasasti Kebantenan II mengumumkan bahwa Sri Baduga Maharaja (1482-1521), raja di Pakuan, menyetujui tanah suci yang telah ditandai ('tanah devasasana') untuk digunakan oleh wiku (pendeta), yang tidak boleh dipecah-pecah karena tanah tersebut merupakan tempat beribadah dan milik raja. Prasasti Kebantenan III mengumumkan sanksi raja Sunda atas pembangunan candi di Sunda Sembawa, sedangkan Prasasti Kebantenan IV merinci bahwa Sri Baduga Maharaja menyetujui pembangunan tempat suci yang serupa di Gunung Samya (Gunung Rancamaya).

Naskah Bujangga Manik

Naskah Bujangga Manik adalah sumber utama tentang kehidupan sehari-hari Kerajaan Sunda pada akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16. Naskah ini menuliskan nama-nama tempat, budaya, dan adat istiadat dengan sangat rinci. Bujangga Manik, seorang pangeran dari Pakuan Pajajaran, memilih hidup sebagai pertapa Hindu yang taat. Naskah ini merinci dua perjalanan dari Pakuan Pajajaran ke Jawa Tengah dan Jawa Timur serta kunjungan ke Bali.

Naskah ini, yang ditulis dalam bahasa Sunda Kuno, tidak mengandung kata-kata yang dipinjam dari bahasa Arab, dan tidak menunjukkan pengaruh Islam. Penyebutan secara spesifik tentang Majapahit, Kesultanan Malaka, dan Kesultanan Demak, memungkinkan kita untuk menentukan penulisan cerita pada akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16.

Kerajaan Sunda meninggalkan jejak sejarah yang kaya dan beragam melalui prasasti dan naskah kuno. Bukti-bukti ini tidak hanya menunjukkan keberadaan kerajaan tersebut, tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan sosial, politik, dan religius masyarakat Sunda pada masa itu. Dengan mempelajari dan melestarikan bukti-bukti sejarah ini, kita dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya yang luar biasa dari Kerajaan Sunda.***

Search keywords:
Kerajaan Sunda,Prabu Siliwangi,Prasasti Kebonkopi II,Prasasti Sanghyang Tapak,Prasasti Kawali,Prasasti Batutulis,Sri Baduga Maharaja,Prasasti Jayabupati,Prasasti Kebantenan,Naskah Bujangga Manik,Pakuan Pajajaran,Sejarah Sunda,Raja Sunda,Tradisi oral Pantun,Bukti sejarah Kerajaan Sunda,